Thursday, February 10, 2011

dia pergi tak kembali lagi

Ke hadapan sahabatku,

Apabila seseorang yang kita cintai meninggal dunia, tidak cukuplah

hanya mengadakan tahlil sekali sekala, atau menziarahi kubur dipagi raya.

Seharusnya kita memperbanyakkan amalan kebaikan, agar roh mereka

dilimpahi kesejahteraan, dan jauhilah dari melakukan amalan-amalan

kejahatan yang menambah penyiksaan. Itulah sebaik-baik kiriman untuk
orang yang kita cintai, dan itulah yang dinamakan cinta yang suci.




"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar" 
(Al-Imran : 146)

"Sesungguhnya Allah bersama-sama mereka yang sabar" 
(Al-Baqarah : 153)




Kita datang daripada Allah. Dan kedatangan kita adalah kedatangan yg mulia. Tidak kuminta lahir ke dunia~ (Lagu yg selalu dinyanyikan oleh warga OKU) Tetapi Allah dengan penuh kasih sayang telah menghidupkan kita dan memberi peluang untuk membesar dan merasai keindahan juga kepahitan melayari bahtera kehidupan. So hakikatnya, hidup ini satu anugerah :) Hadiah yg bukan untuk dicampak-campak dilempar jauh jauh. Dari mana kita datang, untuk apa kita hidup dan ke manakah tempat kembali kita nanti? Matlamat hidup kita adalah ibadah dan hidup itu seluuruuuhnya adalah ibadah. Kita datang daripada Allah, akan kembali kepada-Nya. Tempat asal kita adalah syurga. Mari beruasaha untuk kembali ke sana dengan rahmat Allah. Bertanam di dunia, menuai di akhirat :)

Mari kita 'kembali' kepada Allah terlebih dahulu sebelum kita 'kembali' kepada-Nya dengan sebenar-benar pengembalian.

Allah tidak datangkan sesuatu ujian kecuali untuk mengenal pasti siapa yang ikhlas di antara hamba-hambaNya.


Allah tidak datangkan satu ujian kecuali agar kita membersihkan diri dengannya serta melangkah penuh gagah dengan iman yang semakin mantap.


Setiap permasalahan yang sedang dihadapi, akhlak diri yang perlu diteliti terlebih dahulu, bukannya kesalahan dan kelemahan orang lain. 



Adakah kita merasa bertambah nikmat dengan kemanisan iman setelah ujian demi ujian dibentangkan kepada kita? Atau kasih kita sesama sahabat sejemaah semakin pudar dan hambar?
Hakikat perjuangan kita benar atau tidak, tepuk dada tanyalah pada hati sendiri… semakin tenangkah jiwa kita atau semakin serabut? Bak kata Hilal Asyraf, "Ketenangan itu adalah natijah hubungan baik dengan Allah".
Sekadar renungan di hari Jumaat. :) Wallahu a'lam.

No comments: